STRATEGI REFORMASI ADMINISTRASI PELAYANAN PUBLIK DI DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR

Kondisi pelayanan publik di Indonesia masih jauh dari harapan masyarakat. Permasalahan pelayanan publik di Indonesia sebagian besar berkaitan dengan kinerja aparatur pemerintah yang memberikan pelayanan publik tidak sebagaimana mestinya, hal ini menyebabkan ketidakpuasan dan kekecewaan masyarakat dalam menerima pelayanan publik. Ketidakpuasan dan kepercayaan ini muncul karena pola sistem administrasi yang terlalu berbelit, sehingga masyarakat untuk mendapatkan pelayanan memerlukan waktu yang lama. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pelaksanaan reformasi administrasi pelayanan publik di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Administrasi Jakarta Timur.
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian yang bersifat deskriptif kualitatif. Informan yang menjadi narasumber dalam penelitian ini adalah Kepala UP PMPTSP Kecamatan Cipayung, Kepala Subbag Tata Usaha, staf teknis, petugas CRO, dan masyarakat pengguna layanan pada UP PMPTSP Kecamatan Cipayung, yang dipilih sebagai informan berdasarkan alasan-alasan tertentu. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan. Sedangkan teknik analisis data meliputi kegiatan reduksi data, penyajian data serta penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa pelaksanaan reformasi administrasi pelayanan publik di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Administrasi Jakarta Timur, sudah cukup baik. Terlihat dari pelaksanaan tugas masing-masing aparatur sudah sesuai dengan tupoksinya. Selain itu juga dilakukan inovasi pelayanan, melalui program JEBOL DESA (Jemput Bola Dengan Santun) dimana petugas pelayanan UP PMPTSP kecamatan turun langsung ke lokasi untuk melayani masyarakat yang membutuhkan pelayanan dan memprosesnya sampai dengan selesai. Hambatan dalam pelaksanaan reformasi administrasi pelayanan publik, antara lain sarana dan prasarana yang kurang baik kualitasnya, ruangan yang sempit, tidak sebanding dengan jumlah petugas yang ada, tempat penyimpanan dokumen arsip kurang memadai. Hambatan selanjutnya adalah karena pandemi Covid-19 yang semakin meluas, maka kegiatan pelayanan publik harus dilakukan melalui drop box yang menyebabkan kurangnya komunikasi antara petugas dan pemohon. Strategi guna meningkatkan pelayanan publik dapat dilakukan dengan pengembangan sistem jaringan internet yang lebih stabil, melengkapi sarana prasarana pendukung pelayanan, memaksimalkan petugas AJIB dalam melakukan asistensi di lapangan, serta meningkatkan kerjasama dengan tim, keterbukaan, dan transparansi kegiatan kerja.