RESPONSIBILITAS DINAS PERHUBUNGAN KOTA BEKASI DALAM PENEGAKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

Secara sederhana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sebagai satu kesatuan sistem yang terdiri atas Lalu Lintas, Jaringan Lalu Lintas, Prasarana Lalu Lintas, Angkutan Jalan, Kendaraan, Pengendara, Pengguna Jalan, dan tentunya angkutan jalan itu sendiri beserta pengelolaannya. Pada saat ini lalu lintas menjadi elemen penting yang hidup di masyarakat. Hal itu dikarenakan menempatkan kendaraan menjadi sarana prasarana utama dalam menjalankan aktivitas sehari – hari utamanya transportasi darat yang mayoritas dari pengendara roda dua dan roda empat.
Tujuan Penelitian : 1) Untuk mengetahui tinjauan yuridis Dishub dalam penegakkan aturan lalu lintas angkutan jalan di Kota Bekasi. 2) Untuk mengetahui Faktor-faktor apa yang menjadi penghambat dan bagaimana mengatasi hambatan untuk meningkatkan kinerja Dinas Perhubungan Bidang Lalu Lintas Kota Bekasi.
Jenis penelitian deskriptif kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh berbagai informasi mengenai Responsibilitas Dinas Perhubungan Kota Bekasi Dalam Penegakan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Hasil Penelitian : 1) Pola jaringan trayek Kota Bekasi saat ini belum di tata dengan baik. Pola angkutan umum membentuk pelayanan spiral jalur utama, semua berpusat ke Terminal utama kemudian menyebar keseluruh wilayah Kota Bekasi. Namun demikian, karena pola trayek sebaian besar melalui jalur utama untuk menuju pusat-pusat kegiatan besar, pusat akses (pintu tol) serta perumahan, maka terjadi tumpang tindih rute yang menyebabkan rendahnya load factor serta kemacetan lalu lintas 2) Kemacetan lalu lintas faktor yang mempengaruhinya adalah belum tercapainya standar pelayanan minimal untuk Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang Manajemen Rekayasa Lalu Lintas/MRLL, Evaluasi Analisi dampak lalu lintas/andalalin, pengelolaan parkir pada kab/kota, tingkat jaringan jalan (LOS) yang rendah masih terdapat 24 titik kemacetan. Rendahnya penggunaan kendaraan angkutan umum, adapun faktor yang mempengaruhinya adalah belum tercapainya indikator kinerja utama untuk Persentase pelayanan angkutan yang baik,kondisi angkutan umum massal yang belum memenuhi harapan masyarakat banyak pengguna jasa transportasi. Penataan titik parkir liar melalui pengembangan park and ride sehingga dapat meningkatkan PAD yaitu retribusi parkir, serta dapat meningkatkan ketertiban kendaraan di Kota Bekasi.